Ada pepatah yang mengatakan bahwa kalau kita bangun siang, rejeki akan hilang. Ya begitulah intinya. Cerita sedikit ah, semalam waktu sedang makan saya di telpon orang dari Badang Ekonomi Kreatif (Bekraf) (tanpa saya sebutkan nama, ntar ndak ge-er), dia bilang kalau dia kirim email ke email komunitas saya (Yogyakarta Chiptune) untuk undangan acara Sosialisasi Pembajakan Produk Ekonomi Kreatif (kira-kira seperti itu), malam itu saya bilang belum buka email jadinya belum tau. Saya pun tanya “hari apa ya mas“. Mas-nya bilang “Kamis, mas“… Saya bilang nanti saya cek email soalnya lagi di luar.
Skip. Kemudian…
Akhirnya saya cek email. buka email (sempat ada masalah ketika login email karena email jarang dipakai, hehe). Setelah saya buka ternyata ada undangan untuk acara seperti yang mas-itu (tidak saya sebutkan lagi biar ndak ge-er) bilang. Saya liat jam-nya ternyata jam 9 pagi.
Pagi-pagi (Senin), saya bangun tidur buka aplikasi chat. Ada chat di salah satu grup-chat saya (terpaksa tidak di sebutkan lagi biar ndak ge-er), ada yang bilang kalau ada yang mau liputan bisa di acara ini (kira-kira seperti itu intinya. RED : acara sosialisasi pembajakan produk ekonomi kreatif). Saya baca-baca kok sama kayak mas yang semalam bilang. Saya baca lagi kok ya hari Senin jam 9 (saya baca chat itu kira-kira jam 8). Lalu saya coba cek undangan yang ada di email tadi, wehladalah, saya kaget bukan kepalang, ternyata acaranya hari ini jam 9. Saya keinget di malam itu saya sempat tanya, “hari apa ya mas?“, mas-nya jawab hari kamis. Oh mungkin maksud mas-nya itu hari dimana dia kirim email, padahal maksud saya, hari acaranya dimulai. hehe.
Bergegas saya hubungi teman saya satu-per-satu. Tentu saya yang pertama pacar saya. Kedua menghubungi teman se-komunitas, entah kenapa kok ya diajakin males-malesan. Dibujuk-bujuk susahnya minta ampun. Okelah saya nyerah. Lantas saya ngajak kedua teman se-projekan. Singkat cerita mereka menyanggupi dan mulai bergegas berangkat ke Hotel (jangan di sebutin dulu biar penasaran, siapa yang penasaran, lha wong gak ada yang baca).
Sesampainya di Hotel, sempat kebingungan mencari ruangannya, sempat hampir salah ruangan karena memang Bekraf katanya punya beberapa acara disitu. Akhirnya ketemu juga ruangannya. Ruangan Abimanyu. Pertama datang kami bertiga registrasi ulang dulu dengan nulis nama, instansi, dan email. Kira-kira seperti itu. Eh dikasih souvenir pakai goodiebag/goodybag/gudibeg (pokoknya begitulah). Akhirnya kami masuk, sampai di dalam ternyata belum dimulai acaranya karena sempat molor juga. Kami masih punya waktu sedikit untuk istirahat dan bercengkrama sebentar. Iseng-iseng kami buka isi souvenirnya. Masyaallah, ternyata isinya speaker mini dan flashdisk yang di kemas sangat menarique.
Acara pun dimulai dengan beberapa narasumber dan panelis sebagai pengisinya. Cukup bermanfaat dan manarique saya pikir acara ini, tapi salah satu teman saya malah mau izin untuk kuliah. Sesampainya diwaktu break makan siang (alhamdulillah dapat makan, makan di Hotel lagi. dasar kampungan), eh salah satu teman saya malah mau izin kuliah, udah saya bujuk-bujuk padahal mending ikut acara ini daripada ke kampus jauh, hehe. Eh ya sudah itu keputusan dia. Acara kedua pun dilanjutkan setelah break makan tadi dengan di isi beberapa narasumber lagi. sampai kira-kira jam setengah 2, teman saya yang satu lagi ini sepertinya sudah tidak tahan untuk keluar juga. Padahal saya pikir acara ini sangat menarique karena berkaitan dengan pembajakan produk ekonomi kreatif, karena saya sendiri memang pelaku penghasil produk ekonomi kreatif, mungkin karena itu kami di undang. Saya bilang kepadanya bahwa “bentar lagi aja, gak enak ada yang lagi ngomong”. Akhirnya kira-kira jam 2 lebih saya terpaksa mengikuti kemauannya walaupun berat (apalah itu). Sampai diluar ruangan saya bilang ke panitia boleh tidak untuk izin pulang duluan, katanya kalau pulang duluan “nanti gak dapet uang transport”. Welah? weladalah! Seketika saya dan teman saya kaget bukan kepalang, tapi gerakan tubuh masih biasa aja sih. Jadi gakenak pikirku. Setelah ngobrol sebentar akhirnya saya masuk kembali (tengsin~) dan kembali menyimak diskusi itu.
Skip!
Acara pun selesai, para tamu undangan mengantri di tempat pendafataran awal yang katanya untuk mengambil uang transport. Kami pun sempat berspekulasi, berapa uang transport ini, paling cuma 50ribu pikirku, paling cuma 100ribu pikir temanku. Tiba-tiba temanku ini bilang kalau uangnya kira-kira 200ribu. Saya bilang kalau jangan berandai-andai dulu biar kalau dapatnya tidak seberapa kita nantinya tidak menyesal (hehe). Tiba giliran kita. Subhanallah! ternyata benar, uang transportnya adalah 250ribu rupiah. Terimakasih Ya Allah atas rezeki-Mu. Gak nyangka sekali. Sudah di undang, dapat souvenir keren sekali, dapat makan enak gratis, duduk manis dan diam mendengarkan dan akhirnya bisa dapat uang yang lumayan (bagi kami) itu benar-benar rezeki di hari itu dan berharap membuka hal-hal beruntung yang lainnya. Btw, teman saya yang pulang duluan tadi berarti gak dapat uang transport, kasihan sekali *evilsmile*. Di hari itu kami berdua tiba-tiba merasa menjadi manusia paling beruntung di hari itu.
Belum tamat, karena kami masih menantikan keberuntungan-keberuntungan yang lain…
---
Illustrasi oleh : http://dimazsoegiharto.com/
No comments:
Post a Comment