Akhir-akhir ini sedang marak akan berita-berita dan obrolan tentang politik. Yang menggelitik tentunya. Bertepatan dengan tahun politik, ada sebuah partai baru yang bernama PSI (Partai Solidaritas Indonesia) yang diketuai Grace Natalie. Saya pribadi sebelumnya tidak begitu tertarik dengan obrolan tentang partai politik. Sampai akhirnya akhir-akhir ini saya setiap membuka laman instagram dan youtube ada beberapa video yang trending tentang iklan partai baru yang sedikit konyol. Saya pernah melihatnya beberapa kali di televisi sebenarnya.
Sampai akhirnya sekarang ini ada beberapa yang membuat reactionnya di youtube. Karena penasaran akhirnya saya tonton dong. Kemudian rasa penasaran saya pun berlanjut di kolom komentar, karena di dalam kolom komentar biasanya lebih seru dari pada isi videonya. Benar saja, didalam kolom komentarnya kebanyakan memang berisi respons negatif tentang iklan tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa iklan tersebut jelek, konyol, tidak bermutu, aneh, flat, krik-krik, garing, dan sebagainya.
Saya sebagai lulusan periklanan pun tergelitik. Saat menontonnya iya, jelas. Tapi lebih menggelitik lagi saat membaca komentar-komentar mereka. Hehehe...
Oke kembali ke pembahasan.
Mereka pikir iklan ini gagal. Ya mungkin? Tapi tunggu sebentar. Jika kita memahami konsep-konsep dalam periklanan, ilmu semiotika komunikasi dan mungkin sedikit ilmu psikologi komunikasi, kita akan melihat bagaimana iklan ini mencapai tujuannya. Sekilas memang iklan ini absurd, konyol dan tak jelas tujuannya apa. Ya saya anggap orang awam akan berfikir demikian. Tapi anggaplah berikut ini pemikiran sebaliknya. Iklan PSI sekilas gagal dalam membangun tujuan informatifnya. Bisa kita lihat ketika orang awam melihat iklan tersebut, mereka akan bertanya-tanya apa maksud dan tujuan iklan ini, tidak jelas sama sekali dan kemudian menjatuhkan beragam komentar negatif.
Iklan PSI ada beberapa versi. Tapi biasanya dari kesemuanya diawali dengan perkenalan Grace Natalie sebagai ketua PSI. Kemudian berlanjut dengan isi konten nyeleneh, dan diakhiri dengan perkenalan yang sama seperti saat pembukaan.
PSI adalah partai baru. Mengutip laman wikipedia PSI, partai ini baru berdiri pada tanggal 14 November 2014. Benar-benar baru 4 tahun yang lalu. Dengan segala image yang dibangunnya selama 4 tahun ini sebagai partai yang anak muda banget, saya rasa sebuah kesadaran masyarakat, terutama para anak muda untuk mengenal partai ini belum begitu besar.
Membaca dari laman wikipedia PSI, saya kira PSI berisi orang-orang yang berpendidikan tinggi yang rasanya tidak mungkin untuk tidak mempertimbangkan iklan yang sekilas tidak efektif ini. Saya rasa pemikiran bahwa PSI hanya membuat iklan yang tidak jelas tidak dapat dijelaskan sesederhana itu.
Jadi pesan apa yang sebenarnya disampaikan oleh PSI di banyak iklan-iklannya?
Dalam contoh video iklan tersebut, setelah perkenalan Grace Natalie sebagai ketua PSI, dia melontarkan sebuah tebak-tebakan buah yang kuliatnya kuning, dagingnya putih, namanya pisang. Saya kira kita semua setuju jika tebak-tebakan tersebut amatlah absurd dan tidak jelas. Kemudian ditutup dengan perkenalan lagi, sama seperti ketika iklan itu dimulai.
Sekilas kita akan melihat pesan yang disampaikan adalah tebak-tebakan tersebut. Ingat itu hanya dipermukaan saja. Lantai apa pesannya?
Sadarkan kita jika kalimat perkenalan yang ada di iklan tersebut di ulang dua kali dan terdapat penekanan pada saat mengucapkan kalimat Partai Solidaritas Indonesia. Secara tidak sadar hal itu akan terulang-ulang terus didalam otak kita. Jadi itulah sebenarnya pesan yang di sampaikan, yaitu Partai Solidaritas Indonesia.
Untuk itu, tahun ini PSI banyak mengeluarkan iklan-iklan yang serupa tapi tak sama, absurd dan nyeleneh, tak lain dan tak bukan hanya untuk membentuk awareness masyarakat tentang partai PSI. Dan ketika saya tulisan ini saya terbitkan, saya katakan tujuan itu cukup berhasil dengan baik. Tentu dengan tidak disadari oleh mereka yang hanya melihat segala sesuatunya hanya dari permukaan dan melihat segala sesuatu hanya dari satu sisi.
Sedikit disclaimer, disini saya bukan untuk membela, bukan untuk berada dipihak salah satu partai politik atau pun salah satu pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden karena ini tahun politik dan beberapa iklan-iklannya memang ada yang katanya melanggar. Saya hanya mencoba melihat sebuah iklan yang kebetulan adalah iklan partai politik dari kacamata saya, kacamata seorang lulusan advertising.
No comments:
Post a Comment